Dengung nyamuk yang sering mengganggu sebenarnya merupakan harmonisasi duet suara dari sepasang nyamuk yang sedang mencari pasangan. Nyamuk jantan berdengung untuk menunjukkan kejantanannya. Duet nyamuk ini ditemukan dalam sebuah studi yang menyelidiki nyamuk Aedes aegypti, yaitu spesies yang membawa dan mengirimkan virus-virus yang menyebabkan deman berdarah dan demam kuning pada manusia. Peneliti mengatakan bahwa hasil studi yang telah dipublikasikan dalam edisi online jurnal Science ini, memiliki implikasi untuk mencegah penyebaran penyakit-penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, khususnya Aedes aegypti.
Peneliti mengatakan bahwa hasil studi yang telah dipublikasikan dalam edisi online jurnal Science ini, memiliki implikasi untuk mencegah penyebaran penyakit-penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, khususnya Aedes aegypti. Dalam studi tersebut, tim peneliti dari Cornell University di New York merekam suara dengung nyamuk. Nyamuk menghasilkan suara dengung dengan mengepakkan sayapnya dengan kecepatan berbeda per detik. Frekuensi suara sayap nyamuk jantan berkisar dari 550-650 Hz sedangkan nyamuk betina kisaran 350-450 Hz (atau kepakan sayap per detik).Pada nyamuk Aedes aegypti, pejantan mengubah kecepatan sayapnya 2 kali frekuensi awal untuk mencocokkan harmonisasi dengan betina. Bila pasangan nyamuk ini cocok, maka akan menghasilkan duet kawin sekitar 1.200 Hz. Peneliti memperkirakan, dengung kepakan sayap ini merupakan bentuk seleksi seksual yang digunakan nyamuk betina untuk menguji tingkat kebugaran nyamuk jantan sebelum kawin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar