Bila Anda termasuk orang yang memiliki kaki tak terlalu panjang, Anda sebaiknya waspada. Orang yang memiliki kaki pendek ternyata berisiko lebih besar mengidap penyakit liver atau hati, demikian hasil sebuah riset yang dilakukan para ilmuwan darii University of Bristol, Inggris, belum lama ini.
Riset yang dipublikasikan dalam Journal of Epidemiology and Community Health tersebut merupakan sebuah temuan pendukung. Ini setidaknya makin menguatkan penelitian sebelumnya yang mengidikasikan adanya hubungan antara panjang kaki dan kesehatan.
Dalam penelitiannya, para ahli di University of Bristol melibatkan sebanyak 4.300 responden wanita berusia 60 hingga 79 tahun yang tersebar pada 23 kota di Inggris. Mereka menganalisa ukuran panjang kaki, area torso (pantat, pinggang, paha, dan kaki), serta sampel darah dari para responden.
Dari sampel darah, peneliti mengecek kendungan empat jenis enzim yang terdapat dalam liver yakni ALT, GGT, AST dan ALP. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana fungsi liver para responden. Enzim ALP juga biasa digunakan sebagai indikator penyakit tulang seperti osteoporosis.
Selain mengumpulkan data mengenai fisik dan fungsi liver, peneliiti juga menanyakan catatan medis, gaya hidup serta kelas sosial responden yang tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan serta tinggi badan responden.
Hasil analisa menunjukkan, semakin panjang kaki responden semakin rendah pula kadar enzim ALT, GGT, dan ALP. Kadar ALT terendah ditemukan pada wanita yang memiliki kaki terpanjang, sedangkan ALT dan ALP mencatat kadar tertinggi pada responden yang memiliki ukuran torso terpendek.
Temuan ini diyakini masuk akal setelah para peneliti menyesuaikannya dengan sejumlah faktor penting lainnya seperti usia, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, olahraga, kelas sosial di masa kanak-kanak. Peneliti juga mencoret responden yang ketahuan telah mengidap kanker hati, diabetes, penyakit kardiovaskular serta osteoporosis.
"Interpretasi kami pada hasil riset ini bahwa terpaan semasa kanak-kanak seperti nutrisi yang bagus - yang membentuk pola pertumbuhan - juga mempengaruhi perkembangan liver. Demikian juga dengan kadar enzim liver semasa dewasa serta kecenderungan akan kerusakan liver," tulis peneliti dalam laporannya.
Riset yang dipublikasikan dalam Journal of Epidemiology and Community Health tersebut merupakan sebuah temuan pendukung. Ini setidaknya makin menguatkan penelitian sebelumnya yang mengidikasikan adanya hubungan antara panjang kaki dan kesehatan.
Dalam penelitiannya, para ahli di University of Bristol melibatkan sebanyak 4.300 responden wanita berusia 60 hingga 79 tahun yang tersebar pada 23 kota di Inggris. Mereka menganalisa ukuran panjang kaki, area torso (pantat, pinggang, paha, dan kaki), serta sampel darah dari para responden.
Dari sampel darah, peneliti mengecek kendungan empat jenis enzim yang terdapat dalam liver yakni ALT, GGT, AST dan ALP. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana fungsi liver para responden. Enzim ALP juga biasa digunakan sebagai indikator penyakit tulang seperti osteoporosis.
Selain mengumpulkan data mengenai fisik dan fungsi liver, peneliiti juga menanyakan catatan medis, gaya hidup serta kelas sosial responden yang tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan serta tinggi badan responden.
Hasil analisa menunjukkan, semakin panjang kaki responden semakin rendah pula kadar enzim ALT, GGT, dan ALP. Kadar ALT terendah ditemukan pada wanita yang memiliki kaki terpanjang, sedangkan ALT dan ALP mencatat kadar tertinggi pada responden yang memiliki ukuran torso terpendek.
Temuan ini diyakini masuk akal setelah para peneliti menyesuaikannya dengan sejumlah faktor penting lainnya seperti usia, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, olahraga, kelas sosial di masa kanak-kanak. Peneliti juga mencoret responden yang ketahuan telah mengidap kanker hati, diabetes, penyakit kardiovaskular serta osteoporosis.
"Interpretasi kami pada hasil riset ini bahwa terpaan semasa kanak-kanak seperti nutrisi yang bagus - yang membentuk pola pertumbuhan - juga mempengaruhi perkembangan liver. Demikian juga dengan kadar enzim liver semasa dewasa serta kecenderungan akan kerusakan liver," tulis peneliti dalam laporannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar