APA sajakah profesi yang ternyata memiliki risiko depresi terbesar? Berikut 5 di antaranya. Namun, bila Anda memiliki salah satu profesi di bawah, bukan berarti Anda mesti berganti karier.
"Ada aspek-aspek tertentu dari setiap pekerjaan yang dapat berkontribusi atau memperburuk depresi," kata Deborah Legge PhD, penasihat kesehatan jiwa dari Buffalo, seperti dikutip dari Shine.com. "Orang-orang dengan tingkat stres kerja yang tinggi sebenarnya memiliki kesempatan lebih besar untuk mampu mengelolanya bila mereka mampu mengurus diri sendiri dan mendapatkan bantuan dari orang lain." Berikut kesepuluh profesi tersebut:
1. Perawat pribadi
Ini merupakan pekerjaan dengan risiko stres tertinggi. Rutinitas harian mereka meliputi memberi makan, memandikan, dan merawat serta memerhatikan pasien. Sang pasien yang biasanya adalah orang lansia maupun anak-anak terkadang tak memiliki kemampuan untuk membalas kebaikan mereka atau sekadar mengekspresikan rasa terima kasih. "Itulah yang membuat pekerjaan ini terasa begitu sulit karena terlalu sering melihat orang tak berdaya, tapi ia sendiri tidak mendapatkan adanya dorongan atau motivasi positif dari oarng lain," kata psikolog Christopher Willard dari Tufts University.
2. Pekerja kesehatan
Ini meliputi dokter, perawat, terapis, dan pekerja medis lainnya. Mereka yang bekerja di rumah sakit biasanya memiliki jam kerja yang tak pasti dan dalam waktu lama. Keharusan untuk senantiasa memerhatikan pasien sering kali membuat mereka lupa untuk memperhatikan diri sendiri. Tak pelak, stres pun bisa dengan mudah melanda mereka.
"Setiap hari mereka mesti melihat orang yang sakit, trauma, dan kematian. Tak hanya itu, mereka pun harus berurusan dengan keluarga pasien," kata Willard. "Sepertinya yang mereka lihat kebanyakan adalah kesedihan."
3. Artis dan penulis
Pekerjaan di atas pada umumnya memiliki penghasilan tak menentu, jam kerja tak pasti, dan kemungkinan terisolasi. Orang yang kreatif mungkin juga memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi, terutama pada pria. "Satu hal yang paling menonjol dari profesi ini adalah penyakit bipolar atau gangguan jiwa," kata Legge.
4. Guru
Sekian hari, tuntutan kepada pengajar semakin semakin bertambah saja. Banyak pula yang merasa tak puas dengan kerja guru, terutama di sekolah, dan memutuskan untuk mengikutsertakan anak mereka untuk homeschooling.
"Ada banyak tekanan dan tuntutan, baik dari orang tua, anak-anak, dan lembaga pendidikan yang ingin meningkat standar kualitas pengajaran," kata Willard. "Ini bisa menyulitkan para guru untuk dalam melakukan pekerjaan dan merek pun kembali berpikir alasan semula mereka berkecimpung dalam profesi ini."
5. Penasihat keuangan dan akuntan
Stres. stres, dan stres. Banyak orang tidak suka berurusan dengan tabungan pensiun mereka sendiri. Jadi bisa Anda bayangkan bagaimana rasanya menangani jutaan atau miliaran uang untuk orang lain?
"Begitu besar tanggung jawab yang diembang dalam mengelola keuangan orang lain," kata Legge. "Ada pula rasa bersalah karena terlibat. Ketika klien yang kehilangan uang, mereka sudah punya seseorang untuk disalahkan."(Pri/OL-06)
Waspadalah, bisa jadi Anda terkena depresi tanpa Anda sadari. Banyak orang berasumsi bahwa depresi sangat mudah di identifikasi, bahwa ketika merasa sedih dan putus asa maka dianggap sebagai depresi. Faktanya, depresi pada setiap orang berbeda-beda.
Anda mungkin akan mendapati diri Anda tengah lelah, dan hal yang paling ingin Anda lakukan adalah tidur. Depresi juga menyerang dengan gejala seperti insomnia, pelupa, dan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas normal seperti biasa.
Berdasarkan data dari Asosiasi Psikologi Amreika, wanita cenderung dua kali lebih berisiko mengalami depresi daripada pria atau dysthymia (depresi paling rendah), dan salah mendiagnosa depresi pada wanita sangat sering terjadi.
Ada beberapa gejala depresi pada wanita :
Seringkali orang sulit mengenali gejala-gejala depresi, apalagi menyembuhkannya. Bahkan kebanyakan orang yang mengalami depresi tidak pernah terdiagnosa atau menjalani pengobatan untuk sakit yang mereka alami. Akibatnya, lebih dari 10% orang yang mengalami depresi memutuskan untuk bunuh diri.
Oleh sebab itu, depresi harus dikenali sebelum mengakibatkan hal-hal yang lebih buruk lagi. Menurut dokter-dokter di The Cleveland Clinic Department of Psychiatry and Psychology dalam situs webMD.com, depresi bisa dikenali sejak dini dan didiagnosa.
Walaupun memang belum ada tes yang dapat digunakan ahli kesehatan mental untuk dapat mendiagnosis depresi, tapi dengan gejala-gejala dan tes-tes seperti di atas, dokter akan dapat membuat diagnosis yang tepat.
Jika penyebab fisik yang menyebabkan depresi tidak ditemukan, dokter akan merekomendasikan Anda untuk datang ke psikiater atau psikolog untuk evaluasi psikologis. Psikolog atau psikiater akan menentukan perawatan yang tepat, seperti misalnya Antidepressan, psikoterapi, atau kombinasi dari keduanya. Jika Anda mengalami depresi, mungkin Anda mengalami lima atau lebih gejala-gejala di bawah ini selama kurang lebih 2 minggu.
1. Kesedihan yang terus menerus, pesimis
2. Perasaan bersalah, tidak berharga, tidak berdaya atau putus asa
3. Kehilangan ketertarikan atau kesenangan pada aktivitas sehari-hari, termasuk seks.
4. Susah konsentrasi dan keluhan pada lemahnya ingatan
5. Semakin buruknya penyakit kronis yang ada di dalam tubuh, seperti rheumatoid arthritis atau diabetes
6. Insomnia (susah tidur) atau tidur berlebihan
7. Kehilangan berat badan
8. Kelelahan, kehilangan energi
9. Kecemasan, agitasi, cepat marah
10.Pikiran ingin bunuh diri atau mati
11.Bicara dan gerakan menjadi pelan
12.Sakit kepala, sakit perut, dan masalah yang berhubungan dengan pencernaan
13.Selalu melamun baik ketika sendiri maupun dengan komunitasnya.
Gejala pada anak dan remaja:
1. Insomnia, kelelahan, sakit kepala, sakit perut, kepeningan
2. Apatis, menarik diri dari lingkungan sosial, kehilangan berat badan
3. Penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol, menurunnya performa di sekolah, sulit konsentrasi
4. Merasa terisolasi dari keluarga dan teman-teman
5. Dysthymia (depresi ringan tapi dalam jangka waktu yang lama), gejala tidak terlalu jelas
dan sedikit, tapi bertahan lama.
Jika depresi sampai mempengaruhi kehidupan Anda dengan dampak negatf, seperti menyebabkan kesulitan dalam berhubungan dan bersosialisasi, pekerjaan, atau perselisihan keluarga. Jika tidak ada solusi yang jelas untuk masalah-masalah ini, maka Anda harus mencari bantuan untuk mencegah masalah menjadi lebih buruk, terutama jika masalah ini berlangsung lama. Tetapi, jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mempunyai pikiran dan keinginan untuk bunuh diri, carilah bantuan segera!
"Ada aspek-aspek tertentu dari setiap pekerjaan yang dapat berkontribusi atau memperburuk depresi," kata Deborah Legge PhD, penasihat kesehatan jiwa dari Buffalo, seperti dikutip dari Shine.com. "Orang-orang dengan tingkat stres kerja yang tinggi sebenarnya memiliki kesempatan lebih besar untuk mampu mengelolanya bila mereka mampu mengurus diri sendiri dan mendapatkan bantuan dari orang lain." Berikut kesepuluh profesi tersebut:
1. Perawat pribadi
Ini merupakan pekerjaan dengan risiko stres tertinggi. Rutinitas harian mereka meliputi memberi makan, memandikan, dan merawat serta memerhatikan pasien. Sang pasien yang biasanya adalah orang lansia maupun anak-anak terkadang tak memiliki kemampuan untuk membalas kebaikan mereka atau sekadar mengekspresikan rasa terima kasih. "Itulah yang membuat pekerjaan ini terasa begitu sulit karena terlalu sering melihat orang tak berdaya, tapi ia sendiri tidak mendapatkan adanya dorongan atau motivasi positif dari oarng lain," kata psikolog Christopher Willard dari Tufts University.
2. Pekerja kesehatan
Ini meliputi dokter, perawat, terapis, dan pekerja medis lainnya. Mereka yang bekerja di rumah sakit biasanya memiliki jam kerja yang tak pasti dan dalam waktu lama. Keharusan untuk senantiasa memerhatikan pasien sering kali membuat mereka lupa untuk memperhatikan diri sendiri. Tak pelak, stres pun bisa dengan mudah melanda mereka.
"Setiap hari mereka mesti melihat orang yang sakit, trauma, dan kematian. Tak hanya itu, mereka pun harus berurusan dengan keluarga pasien," kata Willard. "Sepertinya yang mereka lihat kebanyakan adalah kesedihan."
3. Artis dan penulis
Pekerjaan di atas pada umumnya memiliki penghasilan tak menentu, jam kerja tak pasti, dan kemungkinan terisolasi. Orang yang kreatif mungkin juga memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi, terutama pada pria. "Satu hal yang paling menonjol dari profesi ini adalah penyakit bipolar atau gangguan jiwa," kata Legge.
4. Guru
Sekian hari, tuntutan kepada pengajar semakin semakin bertambah saja. Banyak pula yang merasa tak puas dengan kerja guru, terutama di sekolah, dan memutuskan untuk mengikutsertakan anak mereka untuk homeschooling.
"Ada banyak tekanan dan tuntutan, baik dari orang tua, anak-anak, dan lembaga pendidikan yang ingin meningkat standar kualitas pengajaran," kata Willard. "Ini bisa menyulitkan para guru untuk dalam melakukan pekerjaan dan merek pun kembali berpikir alasan semula mereka berkecimpung dalam profesi ini."
5. Penasihat keuangan dan akuntan
Stres. stres, dan stres. Banyak orang tidak suka berurusan dengan tabungan pensiun mereka sendiri. Jadi bisa Anda bayangkan bagaimana rasanya menangani jutaan atau miliaran uang untuk orang lain?
"Begitu besar tanggung jawab yang diembang dalam mengelola keuangan orang lain," kata Legge. "Ada pula rasa bersalah karena terlibat. Ketika klien yang kehilangan uang, mereka sudah punya seseorang untuk disalahkan."(Pri/OL-06)
Waspadalah, bisa jadi Anda terkena depresi tanpa Anda sadari. Banyak orang berasumsi bahwa depresi sangat mudah di identifikasi, bahwa ketika merasa sedih dan putus asa maka dianggap sebagai depresi. Faktanya, depresi pada setiap orang berbeda-beda.
Anda mungkin akan mendapati diri Anda tengah lelah, dan hal yang paling ingin Anda lakukan adalah tidur. Depresi juga menyerang dengan gejala seperti insomnia, pelupa, dan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas normal seperti biasa.
Berdasarkan data dari Asosiasi Psikologi Amreika, wanita cenderung dua kali lebih berisiko mengalami depresi daripada pria atau dysthymia (depresi paling rendah), dan salah mendiagnosa depresi pada wanita sangat sering terjadi.
Ada beberapa gejala depresi pada wanita :
- Perubahan berat badan, perubahan jam tidur, atau kehilangan selera makan. Tanda-tanda ini mungkin akan membingungkan karena biasanya gejala tersebut muncul tergantung kepada individu. Beberapa wanita yang mengalami depresi biasanya ingin tidur setiap waktu, seperti orang yang mengidap insomnia.
- Gejala psikologis penderita depresi yang tidak kunjung berakhir, seperti kelelahan, sakit kepala, sakit punggung, masalah pencernaan, sakit kronis, atau bahkan masalah menstruasi.
- Perasaan khawatir yang berlebih, gundah, atau gugup.
- Lebih emosional, seperti lebih cepat marah dan mudah terprovokasi.
- Pelupa dan sulit berkonsentrasi
- Kehilangan gairah seksual
- Menjadi lebih apatis dan tidak adanya ketertarikan terhadap aktivitas keseharian
- Perasaan ingin bunuh diri
Seringkali orang sulit mengenali gejala-gejala depresi, apalagi menyembuhkannya. Bahkan kebanyakan orang yang mengalami depresi tidak pernah terdiagnosa atau menjalani pengobatan untuk sakit yang mereka alami. Akibatnya, lebih dari 10% orang yang mengalami depresi memutuskan untuk bunuh diri.
Oleh sebab itu, depresi harus dikenali sebelum mengakibatkan hal-hal yang lebih buruk lagi. Menurut dokter-dokter di The Cleveland Clinic Department of Psychiatry and Psychology dalam situs webMD.com, depresi bisa dikenali sejak dini dan didiagnosa.
Walaupun memang belum ada tes yang dapat digunakan ahli kesehatan mental untuk dapat mendiagnosis depresi, tapi dengan gejala-gejala dan tes-tes seperti di atas, dokter akan dapat membuat diagnosis yang tepat.
Jika penyebab fisik yang menyebabkan depresi tidak ditemukan, dokter akan merekomendasikan Anda untuk datang ke psikiater atau psikolog untuk evaluasi psikologis. Psikolog atau psikiater akan menentukan perawatan yang tepat, seperti misalnya Antidepressan, psikoterapi, atau kombinasi dari keduanya. Jika Anda mengalami depresi, mungkin Anda mengalami lima atau lebih gejala-gejala di bawah ini selama kurang lebih 2 minggu.
1. Kesedihan yang terus menerus, pesimis
2. Perasaan bersalah, tidak berharga, tidak berdaya atau putus asa
3. Kehilangan ketertarikan atau kesenangan pada aktivitas sehari-hari, termasuk seks.
4. Susah konsentrasi dan keluhan pada lemahnya ingatan
5. Semakin buruknya penyakit kronis yang ada di dalam tubuh, seperti rheumatoid arthritis atau diabetes
6. Insomnia (susah tidur) atau tidur berlebihan
7. Kehilangan berat badan
8. Kelelahan, kehilangan energi
9. Kecemasan, agitasi, cepat marah
10.Pikiran ingin bunuh diri atau mati
11.Bicara dan gerakan menjadi pelan
12.Sakit kepala, sakit perut, dan masalah yang berhubungan dengan pencernaan
13.Selalu melamun baik ketika sendiri maupun dengan komunitasnya.
Gejala pada anak dan remaja:
1. Insomnia, kelelahan, sakit kepala, sakit perut, kepeningan
2. Apatis, menarik diri dari lingkungan sosial, kehilangan berat badan
3. Penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol, menurunnya performa di sekolah, sulit konsentrasi
4. Merasa terisolasi dari keluarga dan teman-teman
5. Dysthymia (depresi ringan tapi dalam jangka waktu yang lama), gejala tidak terlalu jelas
dan sedikit, tapi bertahan lama.
Jika depresi sampai mempengaruhi kehidupan Anda dengan dampak negatf, seperti menyebabkan kesulitan dalam berhubungan dan bersosialisasi, pekerjaan, atau perselisihan keluarga. Jika tidak ada solusi yang jelas untuk masalah-masalah ini, maka Anda harus mencari bantuan untuk mencegah masalah menjadi lebih buruk, terutama jika masalah ini berlangsung lama. Tetapi, jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mempunyai pikiran dan keinginan untuk bunuh diri, carilah bantuan segera!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar